Friday, January 3, 2014

Cerita Teman-teman



All In One
            Tentu banyak permasalahan yang berada di sekeliling kita yang sebenarnya bisa berpengaruh besar, tetapi kita menganggapnya biasa saja atau malah menganggapnya tidak ada. Yah, maklumlah, kita masih sibuk dengan diri kita sendiri-sendiri tanpa memperdulikan lingkungan sekeliling kita. Tapi mau tidak mau, kita juga harus peka terhadap semua hal-hal kecil yang kasat mata, yang menurut kita tidak penting. Kepekaan tersebut juga dapat melatih daya tanggap kita terhadap sesuatu untuk kedepannya.

Seperti sore tadi, Jumat (03/01) saya dan teman-teman berkumpul untuk membicarakan hal tersebut dalam sebuah lingkaran kecil di bawah bimbingan Mbak Dhita dan Mbak Desti. Tentu banyak yang menjadi topik pembicaraan kami waktu itu. Mulai dari kehidupan pendidikan remaja, kisah pribadi, sampai kisah keluarga para remaja saat itu. Berbagai kisah yang kami ketahui kami tuangkan bersama-sama.

            Sebut saja Siska, seorang gadis remaja yang menggemari alat musik biola sejak kecil hingga sekarang. Bermula dari mengikuti ekstrakulikuler di SD-nya, gadis remaja itu sunguh-sungguh belum mengerti sama sekali. Semua ia mulai dari nol. Hingga tahun kedua ia belajar alat musik itu, ia memutuskan untuk mengikuti sebuah lomba yang diusulkan oleh gurunya. Awalnya ia ragu dengan keputusannya saat itu. Tetapi dengan dorongan semangat, Sinta lebih bersemangat mengikuti lomba tersebut. Akhirnya ketika pengumuman, Sinta tidak berharap lebih dengan permainannya yang pas-pasan itu. Dia sungguh tidak menyangka bahwa dia keluar sebagai Juara Harapan I. Sungguh membuatnya senang. Tapi sungguh disayangkan bahwa Sinta tidak dapat mengasah lebih kemampuannya di sekolah yang diinginkannya karena tidak mendapat ijin dari orang tuanya.

            Ada juga permasalahan di dunia pendidikan seorang remaja bernama Damar. Yang dimana prestasi belajarnya di sekolah saat itu masih biasa saja. Bahkan dia sempat tidak mendapatkan ranking dan dengan itu nilai rapotnya bisa dibilang kurang memuaskan. Hingga dia menyadari bahwa menjadi orang yang pintar itu mengasyikkan bisa memiliki banyak teman. Mulai dari itu, Damarmulai merubah segala kebiasaan buruknya menjadi lebih rajin belajar untuk mengejar nilai-nilainya. Hingga suatu hari, Damar memperoleh buah-buah manis dari usahanya waktu itu, Damar bisa memperoleh ranking dan memberikan nilai yang memuaskan kepada orang tuanya.

            Oka yang bercerita mengenai kisah pertemanannya di masa remaja ini juga menarik. Sebut saja teman Oka ini bernama Dodi. Awal-awal memasuki jenjang SMA, Dodi sering bermain dengan Oka. Tapi sayang, masa lalu menghantui Dodi, mantan pacarnya, yang membuatnya sempat menjauh dari Oka. Hal itu membuatnya bingung, padahal tidak terjadi apa-apa. Tetapi sekarang bergantianlah, mantan pacar Dodi yang kini berteman dengan Oka, yang sering menyampaikan keluh kesahnya kepada Oka. Lagi-lagi hal itu membingungkan Oka. Entah apa yang terjadi pada kedua temannya ini. Hal itu sering terjadi hingga pada waktunya Dodi kembali menjadi teman Oka. Tetapi yang membuat Oka agak risih yaitu mereka sempat dikatakan homo oleh beberapa orang.

            Ada juga seorang gadis remaja sebut saja Susi, yang menikmati masa remajanya bersama keluarganya. Berlibur bersama-sama ke Goa Pindul, tertawa bersama, mengumbar kebahagiaan. Liburan bersama keluarganya juga tak hanya berakhir sampai Goa Pindul, liburan saat itu ia lanjutkan ke Pantai Krakal, bermain air bersama keluarga, foto bersama keluarga, dan pada akhirnya menyimpan kenangan bersama-sama.

            Bagaimana jika hobimu, hal yang kamu suka, sempat digugurkan oleh orang tuamu? Memang menyakitkan. Sama seperti Brenda, yang menggemari dunia tulis menulis. Hal itu tidak berlangsung lama. Ayahnya sempat mengugurkan kesenangannya itu dengan menyita laptop, dll. Hal itu juga membuatnya diam-diam mengikuti sebuah organisasi di sekolahnya. Tetapi akhirnya Brenda dapat meyadarkan ayahnya akan hal yang sangat ia senangi tersebut.

            Itu hanya segelintir dari kehidupan para remaja dewasa ini dan tentu saja masih banyak permasalahan yang lainnya.

(Krissanti Dewi)

No comments: