Monday, July 13, 2015

unclear

26/30


Sungguh, aku minta maaf atas postingan yang kosong beberapa hari ini. Karena aku sempat berlibur ke tempat yang tidak ada sinyalnya. Dan baru bisa posting hari ini. Sebenarnya kemarin juga bisa posting. Tapi aku masih lelah. Iya lelah.
.
.
.
.
Ya kalau punya masalah ada baiknya diselesaikan dengan baik-baik. Agar bisa mendapat ujungnya. Semua masalah itu harus dicari ujungnya. Jangan sampai nggak selesai. Biar semuanya jadi jelas. Biar nggak ada kesalahpahaman. Ribet ntar.

Tuesday, July 7, 2015

Bisa Jadi

20/30


"Semua akan baik-baik saja."

Haruskah aku percaya dengan kalimat diatas? Sekalipun aku berada dalam titik terendah dalam hidupku? Aku goyah. Berada di dalam ketidakyakinan atas diriku sendiri.
Yakinkan aku. Bahwa semu memang akan baik-baik saja. Pegang tanganku. Jangan sampai aku terjatuh. Tuntun aku. Tolong.

Monday, July 6, 2015

Tidak Diduga

19/30


Selamat pagi, silahkan duduk dulu disini. Kupersilahkan dia duduk di teras rumahku. Sebentar aku masuk kembali untuk mempersiapkan beberapa hidangan kecil untuk tamu yang tidak kuundang ini.

Dua cangkir teh hangat dan dua toples yang berisi kue kering. Tumben sekali dia bertamu di rumahku. Ada apa ini? Apa yang membawa kakinya melangkah ke rumahku?

Hening pada lima menit di awal. Mata kita saling bertemu. Tersenyum. Canggung.

Kutanyakan kabar tentang dirinya. Baik, segalanya berjalan dengan baik. Dia tidak menanyakan kabarku. Tidak apa.

Kita mengobrol cukup banyak. Tertawa. Maklum, sudah beberapa tahun tidak bercengkrama seperti ini. Kubiarkan cangkir tehku yang masih penuh. Aku tidak akan melewatkan sedetikpun untuk memandang dirinya yang berjarak hanya 50 cm dariku.

Rindu.

Ternyata dia datang dengan maksud lain. Diberikannya sebuah amplop yang dipita dengan rapi. Wangi cendana tercium jelas dari amplop itu. Sebuah undangan diberikannya padaku. Aku sempat tercengang. Amplop apa ini? Begitu rapi dan wangi.

Hening. Tak kutanyakan apa isinya. Segeralah dia pamit. Sebelum keadaan semakin canggung. Cangkir teh itu tetap penuh dan dingin, dua toples yang isinya juga tidak berkurang.

Oh. Kubiarkan amplop itu. Ku letakkan di laci meja riasku. Sengaja kubiarkan amplip itu. Seolah aku tidak pernah menerimanya.

Sunday, July 5, 2015

Ini Karunia

18/30

Menjadi seseorang yang berkebutuhan khusus itu juga termasuk karunia dari Tuhan. Jangan pernah mengeluhkan hal itu. Setidaknya hal itu menjauhkan mereka yang berkebutuhan khusus dari hal-hal yang jahat.

Mereka yang tidak bisa melihat, bebahagialah mereka dan beebahagialah untuk mereka. dunia ini begiru kejam dan ribut. Banyak dari kita yang ridak berkeburuhan khusus telah melakukan sesuatu yang sungguh kejam. Kita saling memukul, membunuh, mencuri, menganiaya, dan lain-lain.

Mereka yang tidak bisa mendengar, berbahagialah mereka dan berbahagialah untuk mereka. Srtidaknya mereka tidak mendengar kita saling mencaci, saling mengumpat. Tidak mendengar kita yang mengadu pendapat. Tidak mendwngar betapa kejamnya kalimat-kalimat yang kita lontarkan.

Mereka yang tidak bisa berbicara, berbahagialah mereka dan berbahagialah untuk mereka. Kita yang selalu mengolok-olok satu sama lain. Kita yang mengeluarkan kata-kata binatang, serta umpatan-umpatan yang tidak kita ragukan untuk diucapkan.

Berbahagialah mereka dan berbahagialah untuk mereka.

Jangan pernah meragukan karunia-Nya. Belajarlah bersyukur.

Saturday, July 4, 2015

Respecting

17/30


Be nice, or go away.

I'll be nice to you, if you treat me right. Don't be so selfish if you want me to understand you.

Be mature or I will deny you.

Don't be so childish. Just be mature when you solve a problem.

I don't care how old you are, if you don't respect me (my opinion, etc) I won't respect you.

I don't care if you're black/white, if you're tall/short, i don't care about your religion, if you're straight/LGBT, if you're rich/not. As long as we can respect each other, thalen let's make a friends.

(I do agree with same sex marriage because LGBT people respect a lot than starigh people, for me. Love wins)

Friday, July 3, 2015

Just Prove

16/30


Ketika ada orang yang mengatakan bahwa kamu tidak bisa melakukan sesuatu, jangan balas mereka dengan kalimat pedas. Diamkan saja. Lalu buktikan pada mereka bahwa kamu bisa melakukan hal itu atau lebih.

Thursday, July 2, 2015

Hai

15/30


"Senang bisa mengenalmu. Berjabat tangan denganmu.
Laki-laki dengan paras wajah yang tegas, berkaca mata, berambut ikal. Postur tubuh yang tinggi.

Andai saja malam itu kita tidak berkenalan, mungkin aku tidak akan sesakit ini. Aku tidak akan sekecewa ini. Aku tidak akan semarah ini. Tidak akan semurung ini.
Andai saja malam itu kita tidak berkenalan, aku tidak perlu menjadi murung dan senang pada waktu yang sama. Tidak akan ada waktu disaat dimana aku menjadi orang yang aneh. Tidak perlu mencari tahu bagaimana membuat percakapan via text bertahan lama. Tidak perlu bingung ketika kamu tiba-tiba saja menghilang.
Aku tidak perlu seperti ini. Aku tidak perlu melakukan itu. Tidak perlu menncari kesana kemari.

Tap aku ini siapa?!
Aku ini apa di hidupnya?!
Peranku ini apa dalam kisah hidupnya?!

Tapi aku senang bisa mengenalmu. Kamu pernah melontarkan kalimat manis untukku. Kamu pernah memujiku. Pernah membuatku tertawa dan tersenyum. Kamu pernah peduli terhadapku. Kamu pernah membuatku merasa dirangkul. Kamu pernah melakukannya. Ini baru sebagian kecil dari aku mengenalmu.
Tapi aku senang bisa mengenalmu. Aku bisa belajar merelakan. Belajar melepaskan walau ingin menggenggam. Belajar agar tidak memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi. Agar aku tidak terlalu percaya kepada orang yang padahal aku sulit untuk percaya. 
Tapi aku senang biaa mengenalmu. Aku belajar bisa mengutarakan suatu pesan. Banyak kaum hawa di luar sana yang menunggu kaum adam untuk mengutarakan perasaannya pada kaum hawa. Tapi aku tidak. Walau aku sempat menunggumu. Tapi aku hanya inginmerasa lega. Kuutarakan segalanya kepadamu. Rasanya ingin mati. Maklum, pertama kalinya aku menyatakan perasaan. Sungguh, rasanya ingin mati. Tapi aku lega. Setidaknya dia sudah tau bagaimana rasanya.

Kamu tau rahasiaku. Bahwa aku... ah, sudahlah. Jujur, aku masih tidak paham dengan alasan itu. Kenapa? Kok bisa? Tapi aku tidak menyalahkanmu. Seharusnya aku tidak jatuh terburu-buru. Seharusnya aku tidak terlalu percaya padamu. Seharusnya aku.... seharusnya.... 

Sampai jumpa lain waktu jika Tuhan berkenan. Semoga keadaanku dan keadaanmu akan jauh lebih baik dari waktu itu."

Wednesday, July 1, 2015

14/30

Hidup susah itu nggak enak.
Hidup serba kekurangan itu nggak enak.
Hidup dalam keterbatasan itu nggak enak.
Hidup di bawah bayang-bayang orang lain itu nggak enak.

Semua orang tidak ingin berada di posisi seperti itu.
Semua orang ingin hidup serba berkecukupan, kalau bisa.
Hidup bisa beli ini itu.
Dan lain-lain.

Kita juga ingin.

Bekerja keras itu perlu.
Gagal itu perlu.
Selalu mencoba itu perlu.
Berterima kasih pun perlu.
Bersyukur juga perlu.

We've done something good. Let God do the rest.