All In One
Tentu
banyak permasalahan yang berada di sekeliling kita yang sebenarnya bisa
berpengaruh besar, tetapi kita menganggapnya biasa saja atau malah
menganggapnya tidak ada. Yah, maklumlah, kita masih sibuk dengan diri kita
sendiri-sendiri tanpa memperdulikan lingkungan sekeliling kita. Tapi mau tidak
mau, kita juga harus peka terhadap semua hal-hal kecil yang kasat mata, yang
menurut kita tidak penting. Kepekaan tersebut juga dapat melatih daya tanggap
kita terhadap sesuatu untuk kedepannya.
Seperti sore tadi,
Jumat (03/01) saya dan teman-teman berkumpul untuk membicarakan hal tersebut
dalam sebuah lingkaran kecil di bawah bimbingan Mbak Dhita dan Mbak Desti.
Tentu banyak yang menjadi topik pembicaraan kami waktu itu. Mulai dari
kehidupan pendidikan remaja, kisah pribadi, sampai kisah keluarga para remaja
saat itu. Berbagai kisah yang kami ketahui kami tuangkan bersama-sama.
Sebut
saja Siska, seorang gadis remaja yang menggemari alat musik biola sejak kecil
hingga sekarang. Bermula dari mengikuti ekstrakulikuler di SD-nya, gadis remaja
itu sunguh-sungguh belum mengerti sama sekali. Semua ia mulai dari nol. Hingga
tahun kedua ia belajar alat musik itu, ia memutuskan untuk mengikuti sebuah
lomba yang diusulkan oleh gurunya. Awalnya ia ragu dengan keputusannya saat
itu. Tetapi dengan dorongan semangat, Sinta lebih bersemangat mengikuti lomba
tersebut. Akhirnya ketika pengumuman, Sinta tidak berharap lebih dengan
permainannya yang pas-pasan itu. Dia sungguh tidak menyangka bahwa dia keluar
sebagai Juara Harapan I. Sungguh membuatnya senang. Tapi sungguh disayangkan
bahwa Sinta tidak dapat mengasah lebih kemampuannya di sekolah yang
diinginkannya karena tidak mendapat ijin dari orang tuanya.
Ada
juga permasalahan di dunia pendidikan seorang remaja bernama Damar. Yang dimana
prestasi belajarnya di sekolah saat itu masih biasa saja. Bahkan dia sempat
tidak mendapatkan ranking dan dengan itu nilai rapotnya bisa dibilang kurang
memuaskan. Hingga dia menyadari bahwa menjadi orang yang pintar itu
mengasyikkan bisa memiliki banyak teman. Mulai dari itu, Damarmulai merubah segala
kebiasaan buruknya menjadi lebih rajin belajar untuk mengejar nilai-nilainya.
Hingga suatu hari, Damar memperoleh buah-buah manis dari usahanya waktu itu,
Damar bisa memperoleh ranking dan memberikan nilai yang memuaskan kepada orang
tuanya.
Oka
yang bercerita mengenai kisah pertemanannya di masa remaja ini juga menarik.
Sebut saja teman Oka ini bernama Dodi. Awal-awal memasuki jenjang SMA, Dodi
sering bermain dengan Oka. Tapi sayang, masa lalu menghantui Dodi, mantan
pacarnya, yang membuatnya sempat menjauh dari Oka. Hal itu membuatnya bingung,
padahal tidak terjadi apa-apa. Tetapi sekarang bergantianlah, mantan pacar Dodi
yang kini berteman dengan Oka, yang sering menyampaikan keluh kesahnya kepada
Oka. Lagi-lagi hal itu membingungkan Oka. Entah apa yang terjadi pada kedua
temannya ini. Hal itu sering terjadi hingga pada waktunya Dodi kembali menjadi
teman Oka. Tetapi yang membuat Oka agak risih yaitu mereka sempat dikatakan homo oleh beberapa orang.
Ada
juga seorang gadis remaja sebut saja Susi, yang menikmati masa remajanya
bersama keluarganya. Berlibur bersama-sama ke Goa Pindul, tertawa bersama,
mengumbar kebahagiaan. Liburan bersama keluarganya juga tak hanya berakhir
sampai Goa Pindul, liburan saat itu ia lanjutkan ke Pantai Krakal, bermain air
bersama keluarga, foto bersama keluarga, dan pada akhirnya menyimpan kenangan
bersama-sama.
Bagaimana
jika hobimu, hal yang kamu suka, sempat digugurkan oleh orang tuamu? Memang
menyakitkan. Sama seperti Brenda, yang menggemari dunia tulis menulis. Hal itu
tidak berlangsung lama. Ayahnya sempat mengugurkan kesenangannya itu dengan
menyita laptop, dll. Hal itu juga membuatnya diam-diam mengikuti sebuah
organisasi di sekolahnya. Tetapi akhirnya Brenda dapat meyadarkan ayahnya akan
hal yang sangat ia senangi tersebut.
Itu
hanya segelintir dari kehidupan para remaja dewasa ini dan tentu saja masih
banyak permasalahan yang lainnya.
(Krissanti Dewi)