Tuesday, December 31, 2013

4. Opini Kegiatan



Outbond Sabtu, 28 Desember 2013

                Sabtu lalu, bersama seluruh Padakacarma dan Rubrik Kaca KR, melaksanakan kegiatan oubond di Desa Wisata Budaya Grogol. Menurut saya, kegiatan outbond ini termasuk seru dan mengasyikkan. Outbond seperti inilah yang saya suka jauh dari kota dan menyatu dengan alam serta mendapatkan kebersamaan. Sebelum berangkat, kami semua dikumpulkan di Joglo KR. Awalnya saya agak malas karena jamnya molor, tapi kemudian saya urungkan niat kemalasan saya mengingat saya sendiri juga datang terlambat.

                Saat berkumpul disana, masih ada beberapa yang berkumpul menggerombol dan tidak membaur, hal itu sangat disayangkan. Tidak lama kemudian, kami semua melanjutkan perjalanan menuju tempat outbond. Sesampainya di sana, awalnya saya agak ragu dengan tempatnya, kalau rumah singgahnya di situ, lalu tempat outbondnya dimana? Tetapi kemudian hal yang saya pikirkan itu menyurut ketika kami diberi minuman berupa jamu beras kencur dan kunir asem. Saya senang karena 2 jamu tersebut yang paling saya suka.

                Sembari menunggu bis kedua datang, kami diajak untuk bermain sejenak yang dimana menurut saya permainan tersebut kurang jelas. Ada baiknya jika pernainan tersebut dimainkan memakai kursi dan bukan berdiri karena saya pernah memainkannya sebelumnya. Akhirnya bis kedua yang ditunggu datang juga. Setelah itu kami langsung melaksanakan kegiatan outbond. Bersama-sama kami jalan menuju wahana-wahana outbond. Ketika perjalanan dan melewati kuburan, awalnya saya agak ragu, lagi-lagi bagaimana bisa ditempat dekat pemakaman dipakai sebagai tempat-tempat wahana outbond. Tetapi lagi-lagi kenyataan berbicara yang sebaliknya.

                Wahana pertama yang saya dan kelompok saya lewati adalah jembatan goyang. Ketika pemandu menjelaskan, beliau menjelaskan terlalu serius sehingga membuat kami semua spaneng melewati games ini. Dalam games ini, ketika gilirn saya mencoba, naasnya saya terjatuh ke air dan membuat pergelangan kaki serta paha saya memar. Tapi dari hal itu saya belajar untuk tidak tergesa-gesa, konsentrasi, dll. 

                Ada baiknya jika, dikarenakan peserta-peserta outbond ini masih muda dan mayoritas masih remaja, kenapa diberikan pemandu yang (maaf) sudah tua/berumur. Sehingga secara tidak langsung terjadi ketidakcocokan antara peserta yang ingin bercanda-canda ketika games berlangsung dengan pemandu yang menjelaskan permainan dengan serius. Memang, ada sisi positifnya ketika memberi pemandu yang (maaf) sudah tua/berumur karena beliau lebih lama berada di tempat tersebut dan lebih profesional.

                Selanjutnya, permainan yang paling saya suka adalah river tubing karena permainan ini lebih santai dan tidak butuh tenaga yang banyak walaupun harus menjaga keseimbangan. Yang disayangkan dari permainan ini adalah pendeknya jalur yang dilewati dalam mengarungi sungai ini. Padahal jalan menuju ‘start’ river tubing harus memutari jauh. Sehingga tidak seimbang dengan berjalan jauh dan rute river tubing yang sebentar.

                Selesai acara, dilanjutkan serah terima jabatan Padakacarma. Karena kelelahan bermain-main dari pagi hingga siang hari dengan permainan yang menurut saya menantang dan membutuhkan banyak tenaga, dalam sesi ini saya menjadi kurang konsentrasi karena kelelahan. Tidak hanya itu, banyak peserta yang lainnya juga tidak konsentrasi karena kelelahan. Ada baiknya jika acara serah terima jabatan ini dilaksanakan pada awal ketika sampai di Desa Wisata teresbut.

                Tetapi pada akhirnya menurut saya tatanan acara outbond ini sudah berjalan dengan lancar dan baik. Semua peserta juga tetap selamat dan tidak terjadi apa-apa. Saya juga senang dengan bimbingan para crew dri mas mbak Padakacarma yang membimbing para calon crew kaca dengan sabar dan ramah.

3. Softnews Tentang Desa



Desa Wisata Budaya Grogol Yogyakarta

Banyak desa wisata yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta sudah menjadi salah satu aset wisata. Salah satunya Desa Wisata Budaya Grogol yang berada di Kelurahan Margodadi, Kelurahan Sayegan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Desa ini sudah diresmikan sejak 2001 oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman dan aktif hingga sekarang sebagai menjadi salah satu tempat kunjungan wisata di Yogyakarta. Terbentuknya desa ini juga tak lepas dari tradisi dan kebudayaan masyarakat setempat. Kawasan desa ini juga terkenal sebagai jalur dakwah Sunan Kalijaga pada masanya. Desa wisata ini juga mengangkat potensi upacara adat midang yang menimbulkan kepercayaan jika ada seseorang yang datang dan mengucap doa permohonan, akan terkabul. 

Karena dikenal sebagai Desa Wisata Budaya, tentu saja desa ini memiliki banyak potensi seperti alam dan tradisi. Contoh dari seni tradisi tersebut meliputi belajar membatik, tari-tarian, musik gamelan, dll. Sedangkan potensi alam yang ada yaitu outbond seperti river tubing. Mayoritas masyarakat desa ini adalah seniman sehingga tak sedikit jumlah sanggar seni yang ada di desa ini.

Tidak hanya potensi alam dan tradisi, Desa Wisata Budaya Grogol juga mampu memproduksi minuman jamu mereka sendiri yang dijadikan sebagai welcome drink untuk menyambut para wisatawan yang datang.

2. Hardnews Artikel Kegiatan



Keakraban Padakacarma dan Rubrik Kaca KR di Desa Wisata Budaya Grogol

Sabtu (28/12) seluruh anggota Padakacarma dan Rubrik Kaca KR berkumpul untuk melaksanakan outbond di Desa Wisata Budaya Grogol dalam rangka melaksanakan acara keakraban. Kegiatan berlangsung dari pukul 07.00 WIB hingga 17.00 WIB. 

Acara ini diisi dengan Outbond, makan bersama, dan serah terima jabatan Padakacarma. Terdapat berbagai macam kegiatan outbond yang berlangsung dari pagi hingga siang. Seperti river tubing yang menyusuri sungai kecil menggunakan ban. Menyatu dengan alam, bersenang-senang dan menjalin keakraban didapatkan dalam kegiatan ini. 

Hingga outbond selesai, dilanjutkan kegiatan makan bersama kemudian serah terima jabatan pengurus Padakacarma yang dipimpin oleh Arnindita selaku ketua umum Padakacarma. Kegiatan terakhir hari itu adalah presentasi mengenai Desa Wisata Budaya Grogol dari pihak desa sendiri yang berakhir pukul 17.00 WIB.

1. Diary Kegiatan


Togetherness means Everything For Me



                Sabtu (28/12), Padakacarma dan Rubrik Kaca Kedaulatan Rakyat melaksanakan outbond bersama di Desa Wisata Grogol. Itu pertama kalinya outbond bersama orang-orang baru dikenal selama kurang lebih 2 hari. Awalnya sedikit canggung, tapi yang namanya pasti ada komunikasi, ya sedikit demi sedikit canggungnya hilang dan muncullah keakraban. Outbond kali ini juga pertama kalinya outbond yang aku ikuti bersama KR.


                Kegiatan outbond ini dilaksanakan dari pukul 07.00 WIB sampai 17.00 WIB. Semua peserta berkumpul di KR pukul 06.30 WIB. Tapi sayangnya waktu itu aku bangun kesiangan jadi sampai disana jam 07.00 WIB. Jadi telat briefing untuk outbond hari itu. Tapi untungnya aku datang waktu pembagian kelompok. Yah, nggak terlalu telat lah datangnya.


                Setelah selesai briefing, kami semua kemudian melaksanakan perjalanan menuju Desa Wisata Budaya Grogol bersama-sama naik bis yang sudah disiapkan. Perjalanan ini berlangsung selama kurang lebih 1 jam. Karena aku mengantuk sekali waktu itu, kadang aku tertidur di bis saat perjalanan.


                Akhirnya sampai juga di Desa Wisata Budaya Grogol. Sesampainya disana, kami segera menuju ke suatu rumah yang akan menjadi tempat singgah kami selama di sana. Waktu sampai disana, juga diberi welcome drink yang berupa jamu Beras Kencur dan Kunir Asem yang khas buatan dari masyarakat Desa di sana. Menurutku jamunya enak karena aku suka jamu, tapi jamu Kunir Asemnya terlalu manis. But so far so good. Setelah sampai rumah singgah itu, kami diperbolehkan untuk istirahat sejenak sambil menunggu bis kedua datang.


                Tak lama kemudian, bis kedua datang dan kami segera bersiap-siap untuk melaksanakan outond. Jalan dari rumah singgah sampai wahana outbond tidak lama. Aku senang di sini karena bisa lihat pemandangan sawah dan pohon-pohon yang masih hijau, yah namanya juga di kota jarang lihat seperti itu, apa salahnya? Hihi. 


                Sesampainya di wahana outbond, semua peserta bersama seluruh pemandu outbond baris berbaris untuk pemanasan sejenak sebelum kegiatan outbond dilaksanakan. Selain itu, ada games kecil yang diberikan pemandu outbond kepada kami untuk melatih konsentrasi kami. Games ini juga dipakai untuk membagi jumlah kelompok. Saat membagi jumlah kelompok, ternyata peserta yang mengikuti kegiatan outbond ini tidak sedikit. Yah, jumlahnya kurang lebih 60 orang. Awalnya aku kira tidak 60 orang yang ada, tapi ternyata kenyataan berbicara lain.


                Setelah sedikit pemanasan dan games kecil akhirnya outbond yang sesungguhnya dimulai. Ada 4 kelompok yang terdiri dari kurang lebih 15 orang. Di kelmpok ini, tidak hanya terdiri dari padakacarma atau crew kaca saja. Akan tetapi juga terdiri dari para calon reporter kaca, padakacarma dan para reporter kaca pada saat itu. Kelompokku terdiri dari 14 orang yang dimana kelompok ini diberi nama Undur-Undur. Game pertama yang kelompok kami jalani adalah Jembatan Goyang. 


                Pada saat giliranku mencoba jembatan ini, naasnya aku terjatuh ketika menyebranginya. Hasil dari jatuhnya aku dari jembatan ini adalah pergelangan kaki dan pahaku memar dan rasanya bukan sakit. Melainkan nyeri. Tadinya aku ingin mencoba lagi melewati jembatan itu, Tapi apa daya pergelangan kakiku terlalu nyeri. Tapi hal itu tidak membuatku berhenti untuk bermain di wahana lainnya.


                Setelah bermain di Jembatan Goyang, kelompokku melanjutkan pada games yang ada lumpurnya, yah aku tidak tahu nama gamesnya apa. Yang jelas di sini, kami harus merayap melewati lumpur tersebut. Pada bagian pertama, aku tidak ikut merayap, Tetapi pada bagian kedua aku akhirnya ikut merayap. Selesai Dari tempat berlumpur itu, kami melanjutkan di kolam yang dimana dalam permainan ini seharusnya kami harus mencari koin yang dilemparkan pemandu ke dalam kolam.


                Selesai bermain games yang di kolam tersebut, kami, kelompok Undur-Undur melanjutkan permainan bernama River Tubing. Jujur, wahana ini yang paling aku suka karena bisa lebih santai dalam bermain walaupun harus berlajan jauh terlabih dahulu. Tapi tidak apa-apa namanya juga bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Hehe. Games terakhir yang kami laksanakan yaitu berada di lapangan. Dalam bagian ini, terdapat 2 permainan sekaligus. Dalam permainan kedua, yaitu semacam berlajan dalam terpal, itu yang paling melelahkan karena harus mengangkat tangan keatas kemudian menyalurkan terpal dan itu harus bolak balik saat membawa air.


                Kegiatan outbond pun selesai. Kemudian kami makan siang bersama dilanjutkan serah terima jabatan Padakacarma yang berlangsung lumayan lama karena juga ada sharing dari mas mbak Padakacarma.


                Acara terakhir yaitu sedikit presentasi mengenai Desa Wisata Budaya Grogol yang diberikan salah satu warga disana. Akhirnya acara hari itu selesai pukul 17.00 WIB dan kami semua pulang.

Wednesday, December 4, 2013

cukup

Kita pernah menghardik satu sama lain untuk mengerti.
Kita pernah saling memuja.
Kita pernah saling memulai entah siapa yang mengakhiri.
Kita pernah sedekat jengkal sebelum sejauh bintang...